Pemerintah mengklaim telah berhasil mengatur arus mudik dan balik Lebaran 2022. Namun, tidak demikian dengan pendapat Komisi V DPR RI.
Menurut anggota Komisi V DPR RI Syahrul Aidi Maazat, masih banyak catatan dan pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk menyelenggarakan mudik Lebaran tahun ini.
“Harus ada catatan, pertama masih banyak kecelakaan yang bisa disebabkan oleh pemudik, tetapi juga oleh faktor sarana atau prasarana yang belum memadai atau belum diketahui. ) telah dikonfirmasi.
Politisi PKS itu juga menyayangkan kemacetan parah masih terjadi di tol Jawa. Bahkan, kata dia, Komisi V DPR, mitra Kementerian Perhubungan, memperingatkan kemungkinan terjadinya ledakan arus mudik tahun ini.
Ada kemacetan yang parah, seolah-olah kita tidak belajar apa-apa dari masa lalu, meskipun Departemen Perhubungan telah mencatat segala sesuatu dari pertemuan bahwa mudik tahun ini akhirnya akan dieksplorasi, hati Jausehdieren. Seharusnya sudah diharapkan,” kata Syahrul.
Syahrul mengatakan pemerintah gagal belajar dari pengalaman geometrik kemacetan dan gagal meramalkan ledakan 80 juta pemudik. “Seharusnya sudah diramalkan, diperingatkan dari awal, tapi terjadi lagi,” katanya.
Mengenai apa yang perlu dibenahi untuk arus mudik lebaran tahun depan, Syahrul meminta agar tata kelola atau aturan mudik dan tidak hanya melakukan kajian.
Pertama-tama, manajemen perlu diperbaiki, termasuk regulasinya. Dinas Perhubungan sangat perlu memeriksanya, bukan hanya berdasarkan catatan. Tapi dengarkan traveler langsung, survei. Ini juga bukan sekedar kajian atau berdasarkan laporan dari bawahan,” jelasnya.
Sementara itu, terkait klaim pemerintah mudik tahun ini berhasil, Syahrul menyebut mudik tahun ini tidak berhasil. Karena masih banyak masalah.
“Tidak berhasil. Kalau berhasil, lalu kenapa banyak macet yang mematikan di jalan tol. Sukses itu kalau minim masalah, tidak mungkin tidak ada masalah, , tapi kalau butuh waktu 18 jam dari jalan tol. Perjalanan 2 jam, tidak bisa disebut sukses,” jelasnya.
Itu juga tidak konsisten mengantisipasi lonjakan pengungsi, meski diingatkan,” katanya.