Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan, peran guru sangat krusial bagi generasi bangsa. Selain itu, kata Ma’ruf Amin, saat ini banyak tantangan yang muncul akibat perkembangan zaman.
Beberapa tantangan berbeda yang dimaksud berkisar dari disinformasi, krisis pangan, pemberdayaan masyarakat hingga perilaku lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). Untuk itu, guru harus mampu menghadapi tantangan tersebut.
Tantangan kita bukanlah untuk menghancurkan anak-anak kita. Pertama, tentu saja, kita harus mematahkan keyakinan per jam, yang merupakan banyak keyakinan yang berbeda. Tantangan ke depan kita berat karena tugas guru adalah mengayomi umatnya,” kata Wakil Presiden Ma’ruf dalam acara workshop bersama pimpinan Perhimpunan Nahdlatul Ulama (PERJakervato) pusat dan daerah timur (03/06/2022).
Ma’ruf Amin mengatakan bahwa LGBT merupakan bentuk perilaku seksual yang menyimpang. Dia setuju bahwa kaum LGBT tidak diakui oleh undang-undang (UU).
Memang tugas kita membangun masyarakat, pertama mendidik anak-anak kita, kedua mencegahnya dilegitimasi oleh undang-undang,” kata Wapres.
“Bagaimana dia mengeluarkan orang-orang LGBT, itu perilaku menyimpang, perilaku seksual,” tambah Ma’ruf Amin.
Oleh karena itu, Wakil Presiden mendukung rekomendasi PERGUNU untuk mencegah penyebaran perilaku LGBT dan mendorong adanya peraturan yang melarang perilaku seksual menyimpang di Indonesia.
Oleh karena itu wajar jika undang-undang melarangnya. Kalau ada larangan sama saja dengan prostitusi, sama saja dengan yang lain, pemerintah tinggal melakukan eksekusi,” katanya.
Wapres juga meminta PERGUNU untuk menarik minat DPR RI untuk segera membuat regulasi yang melarang LGBT di Indonesia. Artinya, negara memiliki kepastian hukum bagi pelaku LGBT.
“Karena kita negara hukum, semua tindakan harus menerapkan hukum, dan pembuat undang-undang adalah pembuat undang-undang. (Silahkan) kalau Pergunu sudah ada, minta dilarang,” pungkas Ma’ruf Amin.